FORMALIN
Pengertian Formalin
Formalin adalah larutan jernih yang tidak
berwama dan baunya sangat menyengat. Formalin ditemukan pertama kali oleh ahli
kimia yang berasal dari Rusia, Alexander Mikhailo vich Butlerov pada tahun
1859. Butlerov menemukannya secara tidak sengaja ketika meneliti struktur
komponen organik tertentu. Sebenarnya
Formalin tersedia di alam dalam bentuk
gas yang dihasilkan dari pembakaran materi-materi karbon yang tidak sempurna. Karena
keterbatasan alat, Butlerov tak mampu menguraikan atau mengolah lagi temuannya
tersebut sehingga setelah hampir 9 tahun kemudian barulah ahli kimia Jerman,
August Wilhelm Hofmann, mampu mengolah formaldehyde menjadi formalin. Walaupun pada suhu kamar berwujud gas,
Formaldehyde bisa dengan mudah menjadi larutan dalam air. Hofmann mencampurkan methanol, udara, serta
Formaldehyde dalam suatu spiral. Campuran itu dipanaskan sehingga terbentuk
formalin. Komposisi Formaldehyde sebesar 37% inilah yang kemudian dijual
dipasar sebagai formalin. Formalin banyak beredar di masyarakat karena formalin
dapat mengawetkan tetapi bukan pada makanan. Maka banyak orang yang
menyalahgunakan formalin tersebut untuk makanan agar makanan tersebut menjadi
lebih awet. Formalin biasanya digunakan sebagai pengawet mayat.Ada beberapa hal
yang menyebabkan pemakaian formalin sebagai bahan pengawet diantara lain
harganya murah, itulah yang digunakan tidak telalu besar, mudah digunakan untuk
proses pengawetan karena bentuknyalarutan, waktu memproses pengawetan lebih
singkat, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang formalin. Berdasarkan standar Eropa, menurut penjelasan
Drs Bambang Eru Wibowo (2010), peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh
melebihi 660 ppm (1000 ppm setara 1 mg/liter). Sementara itu, berdasarkan hasil
uji klinis, kata peneliti di
Departemen llmu dan Teknologi Pangan lnstitut Pertanian Bogor Nuri Andarwulan,
dosis toleransi tubuh manusia pada pemakaian secara terus- menerus (Recommended
Dietary Daily Allowances/RDDA) untuk formalin
sebesar 0,2 miligram per kilogram berat badan. Misalnya berat badan seseorang
50 kilogram, maka tubuh orang tersebut masih bisa mentoleransi sebesar 50
dikali 0,2 yaitu 10 miligram formalin secara terus-menerus. Sedangkan standar United State Environmental
Protection Agency/USEPA untuk batas
toleransi formalin di udara, tercatat sebatas 0.016 ppm. Sementara Ahli bahan
berbahaya dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia Riswiyanto mengatakan keberadaan formalin di dalam bahan makanan berbahaya
bagi kesehatan, karena pada dasarnya formalin bukan pengawet makanan.
Struktur dari formalin :
fixasi formalin :
1. Sifat-sifat
dari formalin :
·
Pada suhu diatas 150°C akan terurai menjadi methanol dan karbondioksida Bersifat karsinogenik (zat yang dapat
menimbulkan kematian jaringan dan memicu kanker pada manusia).
·
Mudah menguap, sehingga menimbulkan bau yang
kuat dan pedih di mata.
·
Merupakan senyawa desinfektan (zat yang dapat
menurunkan jumlah bakteri tetapi bila terkena manusia dapat marusak jaringan)
kuat untuk membasmi berbagai bakteri pembusuk, dan jamur.
Jika kandungan dalam tubuh tinggi, maka dapat
menekan fungsi sel yang menyebabkan keracunan dalam tubuh. ( ULPK BBPOM Bandung)
Ketahanan pangan yang mengandung
formalin :
Janis pangan
|
Pada suhu 25°C
|
Pada suhu dingln 10°c
|
Mie basah
|
Tahan lebih dari 5 hari
|
Tahan lebih dari 15 hari
|
Tahu
|
Tahan lebih dari 3 hari
|
Tahan lebih dari 15 hari
|
Ikan basah
|
Tahan lebih dari 3 hari
|
Tahan lebih dari 10 hari
|
2. Ciri-ciri pangan yang mengandung formalin :
Erni (2006:23) pada mie basah formalin sebagai pengawet dan pengenyal. Tanpa ditarnbahkan
formalin mie basah setelah satu hari akan berbau dan Iengket yang
menunjukan tanda-tanda kerusakan. Ciri-ciri mie yang tidak mengandung
formalin selain tidak keras, jika digumpalkan mie basah tersebut
akan bersatu kembali seperti adonan semula. Dengan adanya penambahan
formalin, mie tersebut tahan sampai dengan lima hari. Pada
tahu, penambahan formalin dilakukan pada proses penggumpalan tahu
yang akan menyebabkan textur tahu menjadi lebih keras. Formalin
juga digunakan untuk merendam tahu yang sudah jadi agar tahu tersebut
lebih awet selama lebih dari tiga hari. Ciri tahu yang mengandung formalin
ketika di tekan tehu tersebut sedikit kenyal dan tidak mudah hancur,
sedangkan tahu yang tidak mengandung formalin setelah satu hari
menunjukan kerusakan diantaranya berbau agak asam, dan berlendir. Pada ikan basah penggunaan formalin sebagai
pengawet agar ikan tersebut tidak mudah membusuk
ikan yang mengandung formalin dapat tahan hingga tiga hari. lkan yang
berformalin memiliki ciri-ciri insangnya berwama merah tua, warnanya putih
pucat, kenyal, dan bau formalinnyamenyengat. Sedangkan ikan yang
tidak mengandung formalin dalam satu hari menimbulkan pambusukan.
Dampak bagi kesehatan
Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya
bagi kesehatan manusia. Fomalin masuk ke dalam
tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan.
Bahaya utama:
Menurut Depkes Kota Bandung (2007), formalin
sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan
tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa: Luka bakar pada kulit, iritasi
pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia.
1.
Bahaya Jangka Pendek (akut)
a. Bila terhirup
1. lritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan
pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan serta batuk-batuk
2. Kerusakan jaringan dan luka
pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru.
3. Tanda-tanda lainnya meliputu
bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang
berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan
muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat
menyebabkan kematian .
b. Bila terkena kulit Apabila
terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit
menjadi
c. Bila terkena Mata Apabila
terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah,
rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan
mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan beronsentrasi tinggi maka
fomalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat
dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
d. Bila tertelan, apabila
tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan,
mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan,
sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah
rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga
dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas. system
susunan saraf pusat dan ginjal. 2
Bahaya Jangka Panjang (kronis). Depkes kota Bandung (2007)
Bahaya jangka panjang :
a. Bila terhirup. Apabila
terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
gangguan pernafasan, batuk- batuk, radang selaput lendir
hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru
Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,
keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya
ingat berkurang. Gangguan kepala dan kemandulan pada
perempuan Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut,
tenggorokan, paru dan otak
b. Bila terkena kulit. Apabila
terkena kulit kulit terasa panas, mati rasa gatal-gatal serta memerah,
kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan
pada kulit dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung .
c. Bila terkena mata, jika
terkena mata bahaya yang menonjol terjadinya radang selaput mata
d. Bila tertelan. Jika tertelan
akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan
kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu
badan dan rasa gatal di dada.